Ketika kau tak sanggup melangkah, hilang arah dalam kesendirian, tiada mentari bagai malam yang kelam, tiada tempat untuk berlabuh, bertahan terus berharap, allah selalu disisimu.

Kamis, 07 November 2013

Waktu( The time )

Andai waktu dapat diulang
Aku tidak ingin ada tangisan membasahi bumi ini
Andai waktu dapat diulang
Aku ingin kembali ke masa kecilku yang penuh dengan canda tawa itu
Andai waktu dapat diulang
Ingin rasanya aku membahagiakan kedua orangtuaku
Andai waktu dapat diulang
Aku berharap untuk dapat memperbaiki kesalahanku dimasa yang lalu
Andai waktu dapat dihentikan
Aku akan memeluk erat  dan tak akan kulepaskan tubuh kedua orang tuaku
Andai waktu dapat dihentikan
Ingin rasanya aku menghabiskan waktu dengan orang2 yang menyayangiku
Andai waktu dapat dihentikan
Aku akan membuat mereka tersenyum abadi karenaku
                        If the time can be repeated
                        I want to change my bad story into a good story
                        If the time can be repeated
                        I don’t want to see a blood dripped on this earth
                        If the time can be repeated
                        I hope there is no one who are poor,miserable, and suffering
                        But I know, It is imposibble
                        Now, I am realized that  it is maybe a providence of god
                        And the God certainly have another plan of it all

                        

Sabtu, 02 November 2013

Sekilas tentang saya

              Aku,Mohamad Fiqih Arrachman adalah seorang laki-laki yang dilahirkan di Palembang,20 november 1997. Aku memiliki seorang kakak dan tidak memiliki seorang adik. Aku adalah seorang yang haus akan ilmu pengetahuan dan sangat kepo dengan hal-hal yang baru :D,, Hobiku adalah berpetualang di alam nyata maupun maya. Kebanyakan teman-teman yang telah mengenal saya baik dari luar mapun dalam mengatakan bahwa saya seorang Laki-laki yang aneh dan misterius. Tapi apa pun yang temanku katakan adalah hak mereka, dan saya masih mencintai mereka. Aku suka Matematika,fisika, biologi, kimia dan masih banyak lagi. Dari dulu paling suka yang namanya bersaing(dan nggak mau kalah lo dalam bersaing).Aku jarang organisasi dan terkesan sebagai anak rumahan hahahaha. Watakku bermacam-macam tergantung pada orang lain yang menilainya, ada watak bagus ada juga yang jelek,, itulah yang membedakan aku dengan kalian hehehe( pdhal sesama manusia)
                Tapi aku sadar bahwa watak yang jelek itu bisa diubah dengan kerja keras dan usaha dari diri pribadi. dan aku sangat sadar bahwa hidup ini memang bukan hanya tentang senang, ada duka dan tujuan jangka panjang yang harus dikejar, dan semua itu bukanlah jalan yang penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan. Jalan itu panjang, terjal, dan berliku. terkadang ada air deras di depan yang membuat ku terpaksa berhenti sejenak untuk berpikir untuk menyeberanginya. 
inilah kehidupan, yang merupakan persinggahan sementaraku. sesusah apapun yang akan aku hadapi di depan, akan aku lalui dengan kemasan kebahagiaan dan kedamaian.
...mari bersenang-senang dalam kedamaian...



Cerita humor matematika

Di suatu tempat Kabayan bertemu Abu Nawas untuk membahas masalah matematika.
Kabayan : "Abah Abu, sebenarnya saya ini bukan ahli matematika nih. Cuma, saya diundang berseminar matematika di sini. Menurut Abah Abu, saya harus bagaimana nih?"
Abu Nawas : "Kang Kabayan, memangnya materi apa yang akan disampaikan pada seminar kali ini?"
Kabayan : "Sebenarnya sih sederhana saja, panitia meminta saya menyampaikan tentang persamaan. Cuma mereka minta agar persamaan itu tak dibahas secara matematis, tapi dengan cara-cara yang sederhana (kalau bisa sih lucu) dan mudah dipahami oleh orang-orang biasa. Makanya saya ikut seminar ini. Kalau diminta membahas secara matematis sih, wah saya tak sanggup deh...."
Abu Nawas : "Oh begitu ya...? Coba nih saya tanya, kira-kira Kang Kabayan menyelesaikan persamaan (8-x)/3 + 2 = 4 ini bagaimana?"
Kabayan : "Secara matematis yang tepat sih, saya tak bisa menjelaskannya. Mungkin saya akan ditertawakan oleh para matematikawan-matematikawan itu. Saya bisanya dengan kata-kata saja..., dengan cara saya, seperti yang diminta panitia."
Abu Nawas: "Memangnya bagaimana? Saya juga tak mengerti bila diminta menjelaskan secara matematis. Soal tadi itu juga saya dapatkan dari kawan saya yang bertanya ke saya, dan saya tak bisa menjelaskannya secara matematis. Coba deh, menurutmu bagaimana cara penyelesaian persamaan tersebut?"
Kabayan : "Ah, Abah Abu merendah saja...."
Abu Nawas: "Serius! Saya benar-benar tidak bisa." (kali ini tampak wajah Abu Nawas terlihat serius)
Kabayan : "Baiklah kalau begitu. Begini menurut saya, persamaan itu saya ibaratkan sebuah timbangan dengan "dua tangan". Tanda sama dengan berarti seimbang." Abu Nawas menyimak Kabayan dengan sungguh-sungguh.
Kabayan: "Berarti, untuk menyelesaikan persamaan tersebut ((8-x)/3 + 2 = 4), mudahnya begini saja. Saya ibaratkan 4 itu empat buah semangka berukuran sama yang terletak di sebelah kanan timbangan. Dan di sebelah kiri, (8-x)/3 + 2 itu berarti banyaknya semangka yang saya sendiri belum tahu berapa banyaknya ditambah dua semangka." (Yang dimaksud Kabayan dengan banyaknya semangka yang ia belum tahu berapa banyaknya adalah (8-x)/3 ).
Abu Nawas: "Ya... ya ..., terus?"
Kabayan: "Nah, karena di sebelah kiri sudah jelas ada 2 semangka dan sebelah kanan ada 4 semangka, berarti bagian yang saya belum tahu ((8-x)/3 ) itu sebenarnya berjumlah 2 buah semangka. Jadinya, saya bisa tulis (8-x)/3 = 2." Kabayan tampak terdiam beberapa saat, memperhatikan persamaan baru ((8-x)/3 = 2) yang diperolehnya. Kemudian, segera setelah itu ia melanjutkan penjelasannya....
Kabayan: "(8-x)/3 = 2, artinya banyaknya suatu semangka (8-x) bila dibagi 3 sama saja dengan 2. Berarti banyaknya semangka tersebut pasti adalah 6. Makanya berarti 8-x = 6." Belum sempat melanjutkan penjelasannya, Abu Nawas segera berseru dan mengatakan begini.
Abu Nawas: "Saya mengerti, saya mengerti.... Jadinya, karena 8-x = 6, artinya delapan semangka dikurangi berapa semangka (nilai x) hasilnya 6 kan? Pasti banyaknya semangka itu (di persamaan ini diberi symbol x) adalah 2, benar kan?"
Kabayan: "Ya benar.... Tuh kan, Abah Abu cuma merendah saja...."
Abu Nawas: "Ah *engga* juga, kamu benar-benar bagus penjelasannya. Makanya saya gampang mengerti."
Abu Nawas tertawa gembira, karena ia mengerti penjelasan Kabayan. Kemudian, ia pun bercerita pada Kabayan bahwa ia diundang ke seminar ini pun bukan karena ia mengerti matematika. Tapi, ia diminta panitia untuk menjelaskan sastra (bahasa) terkait dengan matematika. Karena katanya, Matematika itu adalah bahasa juga, tapi berupa bahasa symbol.
Abu Nawas: "Sekarang saya jadi mengerti persamaan itu apa. Ini memudahkan saya untuk bercerita tentang matematika sebagai bahasa symbol nanti siang", begitu kata Abu Nawas dengan nada optimis.
Kabayan: "Sekarang, gantian saya yang mau bertanya nih sama Abah Abu...."
Abu Nawas: "Ah kang Kabayan, jangan nanya yang susah-susah ya...?"
Kabayan: "Justru ini pertanyaan susah yang belum bisa saya jawab. Begini ceritanya, seminggu yang lalu presiden memberi potongan hukuman bagi para tahanan. Bahwa semua tahanan diberi potongan berupa setengah dari masa hukuman yang harus dijalani tiap tahanan tersebut. Untuk tahanan yang dihukum 10 tahun, karena dipotong setengahnya, jadinya ia cuma tinggal menjalani hukuman 5 tahun saja. Bila seorang tahanan dihukum 20 tahun, karena dipotong setengahnya jadinya tinggal 10 tahun saja. Begitu seterusnya. Ketetapan ini sudah diputuskan oleh presiden dan tak bisa diubah!"
Abu Nawas: "Terus, masalahnya apa?"
Kabayan: "Ini sebenarnya masalah matematika juga, cuma matematikawan-matematikawan di negeri saya tak ada yang sanggup menjawabnya. Masalahnya begini, karena ada tahanan yang dihukum seumur hidup (sampai sang tahanan tersebut meninggal), artinya kan harus ditentukan berapa lama sisanya ia akan dihukum? Padahal tak ada yang tahu kapan seseorang itu meninggal. Tak ada yang tahu berapa lama umur seseorang itu. Masalah ini jadi heboh di seluruh Indonesia dikarenakan presiden dengan ceroboh menetapkan kebijakannya tersebut. Belum ada yang bisa memecahkannya. Paranormal seperti dukun, tukang ramal nasib, tukang tenung, mentalist (semisal Dedi Corbuzier) dan sebangsanya itu tak bisa memecahkannya. Cendekiawan yang terkenal cerdik pun semisal Gus Dur dibikin repot karenanya (padahal Gus Dur terkenal dengan perkataannya, "Gitu aja kok repot." Tapi, kali ini benar-benar ia repot dibuatnya). Para matematikawan pun yang pintar-pintar itu angkat tangan mencari solusinya. Dan ini menjadi isu nasional. Jadi, bagaimana Abah Abu menyelesaikannya?"
Abu Nawas: "Ooooh begitu ya? Berat juga masalahnya kalau begitu. Tapi, beri saya waktu sepuluh menit saja, saya habiskan dulu ya makanan saya...." Kabayan pun mempersilakan Abu Nawas menghabiskan makanannya. Sambil makan, tampak Abu Nawas berfikir dengan serius. Dan, segera setelah habis makanannya, tampak cerialah wajah Abu Nawas, pertanda ia punya pemecahan masalah tersebut.
Abu Nawas: "Hahaa.... Menurut saya begini saja, masalah ini bisa diselesaikan dengan konsep persamaan yang telah kamu jelaskan tadi...."
Kabayan: "Oh ya...? Bagaimana?"
Abu Nawas: "Karena persamaan itu menurutmu berarti seimbang, atau keseimbangan, masalah pemotongan masa hukuman tersebut ya mudah saja diselesaikan. Begini caranya, supaya orang yang dihukum seumur hidup itu dapat potongan hukuman setengah masa hidupnya, cara menghukumnya begini saja. Sehari ia ditahan, sehari ia dibebaskan, begitu seterusnya hingga ia meninggal. Seimbang bukan, seperti persamaan kan?"
Kabayan: "Subhanallah, Alhamdulillah... benar-benar penyelesaian yang sangat cantik, dan sesuai konsep persamaan. Luar biasa, luuuuuuuuuuuuar biasa! Saya bersyukur bisa bertemu Abah Abu di tempat ini. Terimakasih ya Abah Abu...."




Pantun ala Biologi

Strowberry warnanya merah
Karena kaya ANTOSIANIN
Yang manis jangan cepat marah
Nanti keriput kayak ikan asin
                                Rahang atas namanya MAXILA
                                Yang bawah MANDIBULA
                                Boyband Indonesia plagiat semua
                                Menurutku yaa …
Di akar ada ENDODERMIS
Di batang ada FLOETERMA
Malas Banget lihat orang narsis
Gak ada bedanya sama orang gila
                                EPITEL SILINDRIS berlapis
                                                Ada di LARING, FARING, DAN TRAKEA      
                                        Buat cewek yang gak merasa manis
                                Manis sama enggak sama aja






Pantun ala Fisika

Sepeda jatuh karena kedukan,
kedukan diambil dari selaya.
setiap benda berubah kedudukan,
karena akibat adanya gaya.
                Jarum jam berputar-putar,
                karena bandul bergetar-getar.
                gerak yang bergelung seperti ular,
                pasti namanya gerak melingkar.
Berpohon satu sampai berbuah,
itulah sifat tanaman bulanan.
Besaran itu adanya dua,
ada yang pokok ada yang turunan.

                Ketika lubang hitam di hati tercipta
                Cahaya mimpi terabsorsi sempurna
                Ketika suaranya transmisikan rasa
                Hatiku kembali emisikan asa

Pantun ala matematika

Empat tambah satu adalah lima
Satu dua tiga pola bilangan
Marilah satukan tekat kita bersama
Bersatu padu untuk pembangunan
                Kalau Dua bilangan genap
                Maka tiga bilangan ganjil
                Kalau muda kitalah sigap
                Maka kita akanlah terampil
Enam tambah lima adalah sebelas
Enam bagi tiga adalah dua
Masih muda bermalas - malas
Suatu ketika akan kecewa
                Ada penyebut ada pembilang
                Bilangan bulat jadi pecahan
                Masih kecil disayang-sayang
                Sudah besar jadi tumpuan


Jumat, 01 November 2013

Cerita Humor Fisika

                Selepas membawakan makalah berjudul ”Belajar Fisika itu Asyik” dalam seminar nasional IKAPI di Yogyakarta, Profesor Valentino berjalan-jalan diseputar Malioboro. Capek berjalan, ia melihat sebuah becak wisata melintas di dekatnya. Ia segera menghentikan becak itu, menaikinya, dan meminta tukang becak berkeliling di seputar Malioboro. Sambil becak berjalan, professor bertanya, apakah tukang becak pernah belajar Fisika. Tukang becak yang keluaran kelas VII SMP dengan mantap menjawab pernah. Setelah berkeliling dan sampai ketempat semula, profesor turun. Ia berpikir sejenak dan member satu lembar Seribuan kepada tukang becak. Tukang becak terkejut dan dengan ramah menjelaskan bahwa tarif berkeliling adalah sepuluh ribu rupiah. Profesor menanggapi dan dengan tenang menjelaskan bahwa becak yang berkeliling memiliki perpindahan nol karena kembali ke titik awal berangkatnya. Menurut Fisika yang telah anda pelajari di SMP kelas VII, usaha oleh gaya otot yang Anda kerjakan pada becak adalah nol karena becak tidak berpindah. Jadi, saya tak perlu membayar karena membawa saya berkeliling. Sebagai tanda terima kasih, saya memberi anda uang seribu rupiah. Tukang becak sambil tersenyum berlalu sambil berkata lirih : “ Bapak profesor kalau tidak punya uang bilang saja, jangan malah ngajarin saya fisika.”